Kehidupan seorang perempuan bernama Sazaya penuh dengan penderitaan. Perempuan berumur 20 tahun ini baru saja memasuki beratnya dunia perkuliahan. Sazaya adalah perempuan yang pintar. Namun, dibalik kepintarannya, banyak sekali hal yang terus dipikirkannya. Segala hal harus memenuhi target dan selalu memiliki pencapaian bagus. Nilai yang terus meningkat, harus menyenangkan semua orang, ikut serta di segala aktivitas kampus, harus memiliki teman, tidak boleh kesepian, ingin selalu membanggakan orang tua dan hal lainnya yang harus dicapai pada titik tertinggi dan sempurna. Walaupun begitu, ia perempuan yang tak percaya dengan percintaan. Perasaan buruk selalu muncul setiap saat. Kepalanya yang selalu berisik. Dadanya yang selalu sesak. Jantung yang berdetak kencang. Hidup Sazaya dipenuhi dengan kepanikan dan kecemasan untuk mencapai kesempurnaan. Sudah pasti perempuan sepertinya tidak layak dicintai, bukan?
Saat ini temannya mulai merasa tidak nyaman dekat dengannya, satu per satu teman-temannya mulai menghilang, nilai kuliahnya semakin menurun, dan pencapaiannya terus berkurang. Kecemasannya semakin meningkat. Kata orang-orang, ia kurang iman sehingga terus diliputi kecemasan. Akankah ia mencapai kesempurnaan seperti apa yang dia inginkan? Apakah kecemasan akan selalu menghalangi di setiap langkahnya mencapai kesempurnaan? Apakah ini sudah takdir Tuhan? Atau bahkan Tuhan sudah tidak peduli dengannya?